See The World Behind The Lens


.

I have to wear glasses. Aku harus pake kacamata. Itulah yang ku teriakkan saat mendengar hasil test. Beberapa minggu yang lalu aku pergi ke sebuah optic buat memeriksakan apa gerangan yang terjadi di mataku.

Yach. Memang selama beberapa minggu di SMA ini, penglihatanku agak berkurang. Ngeliat whiteboard yang jaraknya deket aja rada kabur. Jadinya gag pernah berani buat duduk di bangku paling belakang. Padahal bangku favoritku di SMP deret paling belakang. Kale ini, ke-favorit-an itu harus kuenyahkan. Selain mataku yang bermasalah. Teman sebangku-ku ternyata juga punya minus. Huft.....

Sebenarnya apa seh minus itu?

Aku kebetulan pernah dapet tugas buat nyari info about penyakit indera. Dan inilah yang kudapat dari http://didats.net/page/miopi-dan-kacamata-minus/

Miopi

Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun (Hem!! Koq aku dah lima belas tahun, ya?), faktor yang menyebabkannya adalah keturunan, membaca sambil tiduran, menonton tv dari jarak dekat, dan tentu saja, berada di depan komputer terus-menerus (diriku sekali).

Dari gambar di bawah ini, dapat dijelaskan pada pandangan normal, fokus berada tepat di retina. Penderita miopi mengalami fokus di depan retina yang mengakibatkan pandangan jauh menjadi buram (kabur). Dan gambar terakhir, dengan bantuan lensa cekung (kacamata) fokus kembali tepat di retina mata.

Kacamata

Menggunakan kacamata adalah solusi termurah. Jika pemilihan bingkai cocok dengan bentuk muka, maka bukan tidak mungkin penderita miopi bisa terlihat semakin ganteng dan berpendidikan. Ehm! Dengan biaya kurang dari 300 ribu, semua bisa ditanggung beres.

Lensa kontak

Mungkin banyak wanita yang lebih memilih menggunakan lensa kontak. Walaupun agak repot mengurusnya, tapi ada hal penting yang menjadi alasan untuk beralih ke lensa kontak. Salah satunya adalah warna mata. Warna-warna pelangi seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu bisa mewarnai mata. Bahkan mungkin kita bisa mengambil contoh heksa desimal dari kode warna yang diinginkan.

Lasik

Cara baru ini termasuk mahal. Untuk 2 buah mata, kita membutuhkan biaya yang cukup besar, sampai dengan 15 juta rupiah. Jadi, yang ini sekip aja.

Aku yang masih beradaptasi dengan benda asing ini, hanya saat-saat tertentu saja ku memakai. Paling kalo di kelas, belajar, atau di depan komputer saja. Habisnya masih risih. Ada ada sesuatu yang berat bertengger di hidungku. Sebenarnya, menurut anjuran dokternya harus dipake setiap saat. Emang sih minusku ¼ kanan-kiri, tapi karena aku udah silinder makanya ada anjuran itu.

Ke-enggak-asyik-an pake kacamata. Sudut pandangku berkurang. Yang dulunya bisa lirik kanan-kiri tanap noleh sepuasnya, kini terhalang oleh bingkai kacamata ini. Huft..... Tapi gag apalah. Jadi sedikit mengurangi zinah mata kanan-kiri. Hoho

Tanggepan orang-orang di kelas seh biasa. Paling cuma ”eh, wis nggo kocomoto, ya?” (udah pake kacamata, ya?) gitu. Dan kubalas dengan senyuman hangatku. Huahaha. Kalo liat pantulan diriku di cermin, ngerasa lebih keren (narsis???!!!). jadi sekarang lagi hobi banget ngaca pake kacamata.

Nah itulah sepenggal kisahku yang baru jadi anggota KPK (Komunitas Pemakai Kacamata). Semoga bermanfaat.

At evening,

05.09.10

Your Reply